Potongan part 5
Part 6
Akhirnya Fifin mengakhiri ceritanya.
"Kalau aku ingat, aku janji besok aku membawakan oleh-oleh untukmu."Kata Fifin sambil tersenyum.
"Uh oh oke ya udah aku pulang dulu ya, rumahku belok ke situ. Sampai jumpaa!"Kataku lalu tersenyum.
"Sampai jumpa jugaaaa."Kata Fifin.
Di jalan, aku hanya bisa tersenyum memikirkan kejadian tadi. Lalu aku menoleh ke samping kanan. Ya ampun itu kan.... itu kan..... Yani!
"Yaniiiiii"Teriaku sambil berlari mengejar Yani. Semoga aku tidak salah lihat.
"Ha?"Kata wanita itu. Dia melongo.
Setelah kuperhatikan agak lama, wajahnya memang benar-benar mirip Yani. Mata lebar dan berwarna coklat.
"Ehmm, aku Sarah, sahabat kamu dulu itu loo!"Kataku riang. Mungkin juga gembira.
"Namaku Yani, aku nggak kenal kamu. Kamu siapa?"Tanya Yani.
Hatiku miris mendengarnya, aku ingin menangis sekencang-kencangnya. Dia sudah berubah. Aku yang dulu menangisinya atas kepergiannya dari panti asuhan ingin menangisinya lagi. Tapi aku masih tetap bertahan.
"Kamu Yani yang pernah hidup di panti asuhan kan? Aku juga"Kataku sambil menatap dia.
"Kok kamu tau kalau aku pernah hidup di panti asuhan?"Tanya Yani. Apa benar dia benar-benar lupa?
"Nama panjang kamu, Yani Victoria Henada kan?"Kataku sambil tetap menatapnya. Aku berusaha agar tidak mengeluarkan air mata.
"Hehehe. Hmm, di Jepang ada apa
aja? "Tanyaku ingin tau. Memang benar, aku sangat ingin tau apa yang ada
di Jepang. Mungkin banyak bunga sakura. Atau memang benar?
"Oke akan kuceritan..."Kata Fifin mulai bercerita. Aku mendengarkannya dengan seksama. Oh, aku memang benar-benar gadis culun.
Part 6
Akhirnya Fifin mengakhiri ceritanya.
"Kalau aku ingat, aku janji besok aku membawakan oleh-oleh untukmu."Kata Fifin sambil tersenyum.
"Uh oh oke ya udah aku pulang dulu ya, rumahku belok ke situ. Sampai jumpaa!"Kataku lalu tersenyum.
"Sampai jumpa jugaaaa."Kata Fifin.
Di jalan, aku hanya bisa tersenyum memikirkan kejadian tadi. Lalu aku menoleh ke samping kanan. Ya ampun itu kan.... itu kan..... Yani!
"Yaniiiiii"Teriaku sambil berlari mengejar Yani. Semoga aku tidak salah lihat.
"Ha?"Kata wanita itu. Dia melongo.
Setelah kuperhatikan agak lama, wajahnya memang benar-benar mirip Yani. Mata lebar dan berwarna coklat.
"Ehmm, aku Sarah, sahabat kamu dulu itu loo!"Kataku riang. Mungkin juga gembira.
"Namaku Yani, aku nggak kenal kamu. Kamu siapa?"Tanya Yani.
Hatiku miris mendengarnya, aku ingin menangis sekencang-kencangnya. Dia sudah berubah. Aku yang dulu menangisinya atas kepergiannya dari panti asuhan ingin menangisinya lagi. Tapi aku masih tetap bertahan.
"Kamu Yani yang pernah hidup di panti asuhan kan? Aku juga"Kataku sambil menatap dia.
"Kok kamu tau kalau aku pernah hidup di panti asuhan?"Tanya Yani. Apa benar dia benar-benar lupa?
"Nama panjang kamu, Yani Victoria Henada kan?"Kataku sambil tetap menatapnya. Aku berusaha agar tidak mengeluarkan air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar