Jimi berjalan menyusuri lorong yang ada di rumah sakit jiwa itu. Memang
kelihatannya benar-benar angker. Jangankan angker, rumah sakit ini
dipenuhi dengan suara-suara orang gila yang sedang berbicara dengan
dirinya sendiri. Jimi salah satunya. Dia berjalan di lorong karena dia
tidak tau apa yang dilakukannya. Pisau berujung lancip dibawa dengan
tangan kanannya dan apel dibawa dengan tangan kirinya.
Kabarnya setiap tanggal 13 akan ada kesialan yang menimpa pasien di rumah sakit jiwa.
Hari ini tanggal 12 Juni 2030. Para perawat pun menganggap sial tanggal
13. Memang benar-benar angka yang mengerikan. Di lantai dua Jimi
melihat ke bawah dan melihat salah satu pasien dengan senyuman yang
licik. Tanpa disadari pasien itu adalah....
Tanggal 12 berlalu dengan aman. Semua pasien tidak ada yang mengalami kecelakaan atau kesialan.
Pagi ini udara segar masih bisa terhirup dengan bebas di hidung para
pasien dan dokter. Jimi berjalan menuju tempat biasa dia tiduri. Yaitu
kamarnya yang bernomer 13. Banyak yang menganggap bahwa Jimi adalah
seseorang yang sangat misterius karena di tangannya selalu memegang pisa
yang bersih dan mengkilat. Sandra pasien rumah sakit jiwa yang hari ini
yang akan pulang ke rumahnya kembali ditatap sinis oleh Jimi yang masih
membaa pisau tajamnya itu. Sandra sudah menginap di RSJ ini selama 2
bulan. Memang tidak lama.
Bau dari dara segar mengisi kamar nomor 13
Jimi menghadap bawah, menghadap lantai satu. Namun, sesuatu menyeretnya
hingga badannya terjatuh dan pisau miliknya lepas dari tangannya. 10
menit kemudian Jimi sadar bahwa dia ada di kamar miliknya selama ia ada
di rumah sakit jiwa itu. Dilihatnya Sndra yang menggeret badannya itu.
"Hmph au sakit tau! Kasar banget nariknya!"Kata Jimi sambil melihat
sikutnya. "Hahaha lo ga nyadar bahwa korban selanjutnya adalah lo? Lo
akan gue cincang-cincang!" Kata Sandra sambil tertawa seperti nenek
sihir. "Eh ga bakal! Emang gue gila makannya gue akan melakukan hal yang
gila"Kata Jimi. "Bodoh amat cewek itu, tangan gue pun ga diiket"Kata
Jimi dalam hati. Jimi mengeluarkan pisaunya. Sebenarnya dia punya dua.
Terjadilah serang menyerang yang terjadi sengit. Lengan Sandra sudah
bercucuran darah. Sedangkan bagian perut Jimi sudah tergores pisau.
Pertarungan ini sangat sengit. "Menyerahlah saja!"Kata Jimi. "Nggak
akan"Kata Sandra. "I have a idea!"Kata Jimi dalam hati. "Oke tapi ada
satu syarat, gue harus ke kamar mandi dulu buat nahan darah gue"Kata
Jimi. "Oke jangan lama-lama"Kata Sandra sambil melihat lengannya.
"Perempuan itu mudah di tipu"Kata Jimi dalam hati lalu berjalan keluar.
"Polisi, cepat datang kemari"Telpon Jimi dengan polisi. "Baiklah"Kata
polisi itu. "Anda berada di mana?"Tanya polisi itu. "Di Rumah Sakit
Jiwa"Kata Jimi. "Oke. Baiklah saya akan segera ke sana"Kata polisi itu.
"Oke aman deh"Kata Jimi lalu keluar dan berjalan menuju kamar 13.
"Pertarungan berlanjut?"Tanya Jimi puas. "Baiklah"Kata Sandra lalu
mengayunkan pisaunya. Tidak lama kemudian suara mobil polisi terdengar
jelas. "Kau tidak boleh kabur!"Kata Jimi tersenyum puas. "Baiklah!"Kata
Sandra. 10 menit kemudian polisi memasuki ruang kamar nomer 13 itu.
"Hentikan!" Teriak polisi itu. "Sandra, ulahmu memang tidak bisa
dihentikan!"Kata polisi lalu memborgol tagan Sandra. "Tahun depan!"Kata
Sandra lalu tersenyum puas. "Belum tentu dia sudah bebas tahun
depan."Kata Jimi dalam hati.
5 tahun kemudian......
Hiko berkenalan dengan wanita yang mungkin seumuran dengannya. "Kenalkan
namaku Hiko"Kata Hiko. "Kenalkan namaku Sandra:Kata Sandra lalu
tersenyum lebar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar